Kejujuran menjadi barang yang dicari di negeri ini. Tak heran kalau
sejumlah kisah kejujuran memberi inspirasi bahwa masih ada orang-orang
berhati mulia. Sejumlah pembaca detikcom mengirimkan kisahnya tentang
orang-orang jujur, mulai dari tukang becak, tukang kue, hingga tukang
bakso. Bagaimana saja kisahnya?
Cerita soal tukang becak yang
jujur ini disampaikan pembaca detikcom Y Susilo di Yogyakarta. Dalam
surat elektroniknya dia bertutur mengenai seorang tukang becak bernama
Didit yang biasa mangkal di sebelah timur Pasar Ngasem, Yogyakarta.
"Sekitar
3 tahun yang lalu, sekitar jam 07.00 WIB dompet saya jatuh di jalan
setelah mengantar anak ke sekolah. Pada saat itu saya mengantar dengan
sepeda motor dan memakai celana pendek. Dompet saya masukkan di saku
bagian depan celana. Sampai di rumah, saya baru tersadar jika dompet
saya jatuh," cerita Susilo mengawali pengalamannya, Rabu (23/1/2013).
Susilo
tak putus harapan. Dia bergegas, mencari dompetnya yang hilang. Susilo
menelusuri rute jalan yang dia lewati. "Hasilnya nihil, dompet saya yang
berisi surat-surat penting dan sejumlah uang tidak ketemu. Segera saya
memblokir kartu ATM dan kartu kartu kredit demi pengamanan," terangnya.
Susilo
belum melapor ke polisi. Dia masih berharap ada yang bisa menemukan
dompetnya. Benar, sore hari ada SMS masuk yang mengabarkan telah
menemukan dompetnya berikut isinya.
"Penemu dompet tersebut dapat
memberi kabar SMS karena di dompet ada kartu nama saya. Singkat cerita,
pukul 16.30 WIB saya sudah sampai rumah Pak Didit untuk mengambil
dompet tersebut. Rumahnya di selatan Pasar Niten Jl Bantul, Yogyakarta.
Saya sendiri tinggal di seputar Alun-alun Kidul, Yogyakarta. Setelah
saling berkenalan, Pak Didit menyerahkan dompet saya yang ternyata masih
lengkap isinya, baik surat-surat maupun uang di dalamnya," urai Susilo.
Tukang
becak bernama Didit itu mengaku sudah beberapa kali menemukan dompet di
jalan dan berusaha keras untuk mengembalikan ke pemiliknya. Sebelum
pamit, Susilo memberikan uang dalam amplop yang sudah dia siapkan.
"Namun
Pak Didit bersikeras untuk menolaknya. Baginya menemukan dompet dan
mengembalikan ke pemiliknya sudah menjadi kewajiban baginya. Saya tidak
kurang akal, amplop tersebut saya serahkan ke salah satu anaknya yang
berusia 5 tahun. Saya menyatakan bahwa uang tersebut untuk putranya jadi
Pak Didit tidak berhak menolaknya," jelas Susilo.
Cerita soal
kejujuran datang juga dari Semarang. Ade Ferdinan, warga Perum
Pandanaran Hills membagi kisahnya mengenai seorang tukang sayur, yang
mengembalikan STNK miliknya. Kisah ini terjadi awal Januari 2013 ini.
Saat
itu dia pergi ke pasar di kawasan Semarang. Nah, seperti biasa STNK
mobil diselipkan di dompet. Mereka sekeluarga pun berbelanja di pasar.
Tanpa disadari, STNK yang hanya nyelip di dompet jatuh di pasar.
"Siang
hari kami mulai kebingungan mencari STNK, seluruh rumah kami sudah
periksa, sampai di tempat sampah juga, hasilnya nol alias tidak ketemu.
Kami mulai khawatir dan mengira-ngira di mana kehilangannya. Sampai
besok kami pusing dibuatnya," jelas Ade dalam surat elektroniknya.
Hingga
pada keesokan harinya, dia pergi ke pasar itu lagi dan menanyai
pedagang satu persatu. Mulai dari penjual ikan, sayur, hingga tukang
kue. Nah, ternyata pada saat di tempat penjual kue sang ibu penjual
menanyakan kepada Ade soal kehilangan STNK.
"Tentu saja kami
menjawab pasti ya dan ibu penjual kue menyerahkan STNK mobil kami. Pada
saat kami ingin memberikan tanda terima kasih, ibu kue menolak, bahwa
dia mengatakan rezeki itu di tangan Yang di atas. Kami hanya mendoakan
bahwa setiap rezeki yang dia terima merupakan salah satu dari kebaikan
kejujuran yang dia terapkan," terang Ade.
Satu lagi kisah
kejujuran datang dari Malang, Jatim. Seorang tukang bakso di kawasan Jl
Salatiga mengembalikan Blackberry (BB) yang ditemukannya. Dia juga
menolak imbalan yang diberikan pemilik BB itu.
Kisah itu
dituturkan Dessy (25) warga Jl DI Panjaitan, Malang. Cerita bermula pada
Desember 2012 lalu kala suaminya Dwi (25) yang mengendarai motor
ditabrak sebuah mobil L 300. Dwi jatuh dan BB-nya pun ikut jatuh.
"Sesampainya
di kantor suami saya baru menyadari kalau HP BlackBerry yang ada tadi
di kantong sudah tidak ada. Lalu dia telepon saya menceritakan semua
kejadian yang dia alami tadi, saya diminta untuk mencoba menghubungi HP
BlackBerry-nya," jelas Dessy.
Saat dia menelepon ke BB suaminya,
ada seseorang yang mengangkat. Di ujung telepon, sang bapak mengaku
sebagai penjual bakso dan mempersilakan mengambil BB itu ke Jl Salatiga,
Malang.
"Saya orang jual bakso di Jl Salatiga, tadi suaminya
jatuh dan HP-nya saya temukan. Silakan ambil saja di Jl Salatiga, Mbak,"
cerita Dessy menirukan sang bapak.
Suami Dessy kemudian
berangkat ke Jl Salatiga untuk menemui penjual bakso itu. "Subhanallah,
orang jual bakso itu benar-benar jujur, dengan polosnya dia berkata
"Saya ndak mau apa-apa Mas, yang penting Anda selamat saya sudah senang,
ini HP-nya," tutur Dessy.
Sumber : http://news.detik.com/read/2013/01/23/094851/2150314/10/cerita-tukang-becak-tukang-bakso-tukang-kue-tentang-kejujuran
Situs Ceme Indonesia sungguh kejujuran yang indah
ReplyDeleteCasino Online cerita yang menarik :)
ReplyDelete